Ana Mumin - Pemahaman Dangkal Saat Menyatakan Masjid Harus Ditutup Karena Corona
Istilah otak dangkal bagi yang menutup masjid karena corona tanpa melihat daerah dan sesuaikan keadaan sangat tepat, karena memang tidak sewajarnya masjid ditutup secara merata dengan tanpa sebab yang nyata dan pasti seperti yang terjadi sekarang ini.
Masjid diharuskan tutup karena corona lalu menggunakan alasan ini itu yang sebenarnya kurang tepat baik dalilnya maupun keadaan daerah yang terkena beban hukumnya.
Penutupan masjid itu terlalu besar konsekuennya, ada banyak hal yang semestinya perlu pertimbangan khusus yang mana dalam hal tersebut diperlukan juga orang-orang khusus yang memang ahlinya. seperti akan menyatakan rokok haram atau halal, kedua hal ini jika ditanyakan kepada salah satu pihak saja maka akan membuat penanya akan ikut kepada salah satu pendapat saja, padahal sama-sama ada kekurangan atau bahayanya namun juga sama-sama mempunyai manfaat. dan hal terbaik untuk menentukan diperlukan kajian yang khusus dan mendalam dan tidak bisa dengan secepatnya memvonis bahwasanya hukum rokok halal atau hukum rokok haram.
Sama juga dengan pemutusan hukum facebook pada waktu dulu, NU pernah mengharamkan facebook, namun lama kelamaan ternyata berubah menjadi halal, kok bisa hukum dengan mudah berubah begitu?
Dampaknya NU malah semakin tidak dipercaya jika begitu adanya.
NU juga pernah bahtsul masail dan lahirlah hukum haram menjaga gereja namun faktanya para banser tetap menjaga gereja.
Sekarang NU mengharuskan menutup masjid dan menyuruh ummat untuk shalat di rumah bahkan shalat jum'at, Lalu apakah hukum ini akan berubah lagi?
Keputusan-keputusan tidak tetap seperti ini sangat merugikan dan sangat membahayakan, seharusnya NU, MUI dan pemerintah tidak terburu-buru menyatakan masjid harus ditutup. Dilihat dulu dalilnya dengan baik dan teliti, lalu cocokkan keadaannya dan daerahnya, baru bisa diambil keputusan bagaimana hukumnya.
Coba lihat sekarang bagaimana dampak pewajiban menutup masjid?!
Minimal yang sangat jelas malah ada ketidak kompakan sesama ulama NU sendiri dan sesama tokoh Indonesia, dan hal ini buruk dampaknya, akibatnya dan kesannya.Anda sedang membaca Artikel mengenai Pemahaman Dangkal Saat Menyatakan Masjid Harus Ditutup Karena Corona
https://anamumin2.blogspot.com/2020/05/pemahaman-dangkal-saat-menyatakan.html Anda boleh Copy serta Share Artikel Pemahaman Dangkal Saat Menyatakan Masjid Harus Ditutup Karena Corona ini kepada teman anda, serta letakkan Link Pemahaman Dangkal Saat Menyatakan Masjid Harus Ditutup Karena Corona sebagai Sumbernya Terima Kasih.
Istilah otak dangkal bagi yang menutup masjid karena corona tanpa melihat daerah dan sesuaikan keadaan sangat tepat, karena memang tidak sewajarnya masjid ditutup secara merata dengan tanpa sebab yang nyata dan pasti seperti yang terjadi sekarang ini.
Masjid diharuskan tutup karena corona lalu menggunakan alasan ini itu yang sebenarnya kurang tepat baik dalilnya maupun keadaan daerah yang terkena beban hukumnya.
Penutupan masjid itu terlalu besar konsekuennya, ada banyak hal yang semestinya perlu pertimbangan khusus yang mana dalam hal tersebut diperlukan juga orang-orang khusus yang memang ahlinya. seperti akan menyatakan rokok haram atau halal, kedua hal ini jika ditanyakan kepada salah satu pihak saja maka akan membuat penanya akan ikut kepada salah satu pendapat saja, padahal sama-sama ada kekurangan atau bahayanya namun juga sama-sama mempunyai manfaat. dan hal terbaik untuk menentukan diperlukan kajian yang khusus dan mendalam dan tidak bisa dengan secepatnya memvonis bahwasanya hukum rokok halal atau hukum rokok haram.
Sama juga dengan pemutusan hukum facebook pada waktu dulu, NU pernah mengharamkan facebook, namun lama kelamaan ternyata berubah menjadi halal, kok bisa hukum dengan mudah berubah begitu?
Dampaknya NU malah semakin tidak dipercaya jika begitu adanya.
NU juga pernah bahtsul masail dan lahirlah hukum haram menjaga gereja namun faktanya para banser tetap menjaga gereja.
Sekarang NU mengharuskan menutup masjid dan menyuruh ummat untuk shalat di rumah bahkan shalat jum'at, Lalu apakah hukum ini akan berubah lagi?
Keputusan-keputusan tidak tetap seperti ini sangat merugikan dan sangat membahayakan, seharusnya NU, MUI dan pemerintah tidak terburu-buru menyatakan masjid harus ditutup. Dilihat dulu dalilnya dengan baik dan teliti, lalu cocokkan keadaannya dan daerahnya, baru bisa diambil keputusan bagaimana hukumnya.
Coba lihat sekarang bagaimana dampak pewajiban menutup masjid?!
Minimal yang sangat jelas malah ada ketidak kompakan sesama ulama NU sendiri dan sesama tokoh Indonesia, dan hal ini buruk dampaknya, akibatnya dan kesannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar